Berikut riwayat dari kitab Musnad Ahmad mengenai pembacaan Yasin di
samping orang yang akan meninggal yang telah menjadi amaliyah ulama
terdahulu dan terus diamalkan oleh warga NU:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ حَدَّثَنِي أَبِي
ثَنَا أَبُوْ الْمُغِيْرَةِ ثَنَا صَفْوَانُ حَدَّثَنِي الْمَشِيْخَةُ
اَنَّهُمْ حَضَرُوْا غُضَيْفَ بْنَ الْحَرْثِ الثَّمَالِيَ حِيْنَ اشْتَدَّ
سَوْقُهُ فَقَالَ هَلْ مِنْكُمْ أَحَدٌ يَقْرَأُ يس قَالَ فَقَرَأَهَا
صَالِحُ بْنُ شُرَيْحٍ السُّكُوْنِي فَلَمَا بَلَغَ أَرْبَعِيْنَ مِنْهَا
قُبِضَ قَالَ فَكَانَ الْمَشِيْخَةُ يَقُوْلُوْنَ إِذَا قُرِئَتْ عِنْدَ
الْمَيِّتِ خُفِّفَ عَنْهُ بِهَا قَالَ صَفْوَانُ وَقَرَأَهَا عِيْسَى بْنُ
الْمُعْتَمِرِ عِنْدَ بْنِ مَعْبَدٍ (مسند أحمد بن حنبل رقم 17010)
“Para guru bercerita bahwa mereka mendatangi
Ghudlaif bin Hars al-Tsamali ketika penyakitnya sangat parah. Shafwan
berkata: Adakah diantara anda sekalian yang mau membacakan Yasin? Shaleh
bin Syuraih al-Sukuni yang membaca Yasin. Setelah ia membaca 40 dari
Surat Yasin, Ghudlaif meninggal. Maka para guru berkata: Jika Yasin
dibacakan di dekat mayit maka ia akan diringankan (keluarnya ruh) dengan
Surat Yasin tersebut. (Begitu pula) Isa bin Mu’tamir membacakan Yasin
di dekat Ibnu Ma’bad” (Musnad Ahmad No 17010)
Al-Hafidz Ibnu Hajar menilai atsar ini:
وَهُوَ حَدِيْثٌ حَسَنُ اْلإِسْنَادِ (الإصابة في تمييز الصحابة للحافظ ابن حجر 5 / 324)
“Riwayat ini sanadnya adalah hasan” (al-Ishabat fi Tamyiz al-Shahabat V/324)
Ahli hadis al-Hafidz Ibnu Hajar juga menilai riwayat amaliyah ulama
salaf membaca Yasin saat Ghudlaif akan wafat sebagai dalil penguat
(syahid) dari hadis riwayat Ma’qil bin Yasar yang artinya: Bacakanlah
Surat Yasin di dekat orang yang meninggal.” (Raudlah al-Muhadditsin
X/266)
Al-Hafidz Ibnu Hajar memastikan Ghudlaif ini adalah seorang sahabat:
هَذَا مَوْقُوْفٌ حَسَنُ اْلإِسْنَادِ
وَغُضَيْفٌ صَحَابِىٌّ عِنْدَ الْجُمْهُوْرِ وَالْمَشِيْخَةُ الَّذِيْنَ
نَقَلَ عَنْهُمْ لَمْ يُسَمُّوْا لَكِنَّهُمْ مَا بَيْنَ صَحَابِىٍّ
وَتَابِعِىٍّ كَبِيْرٍ وَمِثْلُهُ لاَ يُقَالُ بِالرَّأْىِ فَلَهُ حُكْمُ
الرَّفْعُ (روضة المحدثين للحافظ ابن حجر 10 / 266)
“Riwayat sahabat ini sanadnya adalah hasan.
Ghudlaif adalah seorang sahabat menurut mayoritas ulama. Sementara ‘para
guru’ yang dikutip oleh Imam Ahmad tidak disebut namanya, namun mereka
ini tidak lain antara sahabat dan tabi’in senior. Hal ini bukanlah
pendapat perseorangan, tetapi berstatus sebagai hadis yang disandarkan
pada Rasulullah (marfu’)”
(Raudlah al-Muhadditsin X/266)
حَدَّثَنَا وَكِيْعٌ عَنْ حَسَّانَ بْنِ
إِبْرَاهِيْمَ عَنْ أُمَيَّةَ الأَزْدِيِّ عَنْ جَابِرِ بْنِ زَيْدٍ
أَنَّهُ كَانَ يَقْرَأُ عِنْدَ الْمَيِّتِ سُوْرَةَ الرَّعْدِ (مصنف ابن أبي شيبة رقم 10957)
“Diriwayatkan dari Jabir bin Zaid bahwa ia membaca surat al-Ra’d di dekat orang yang telah meninggal” (Mushannaf Ibnu Abi Syaibah No 10967)
Bahkan ahli hadis al-Hafidz Ibnu Hajar memperkuat riwayat tersebut:
وَأَخْرَجَ ابْنُ أَبِى شَيْبَةَ مِنْ
طَرِيْقِ أَبِى الشَّعْثَاءِ جَابِرِ بْنِ زَيْدٍ وَهُوَ مِنْ ثِقَاتِ
التَّابِعِيْنَ أَنَّهُ يَقْرَأُ عِنْدَ الْمَيِّتِ سُوْرَةَ الرَّعْدِ
وَسَنَدُهُ صَحِيْحٌ (روضة المحدثين للحافظ ابن حجر 10 / 266)
“Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dari jalur Jabir
bin Zaid, ia termasuk Tabi’in yang terpercaya, bahwa ia membaca surat
al-Ra’d di dekat orang yang telah meninggal. Dan Sanadnya adalah sahih!“ (Raudlat al-Muhadditsin X/226)
Riwayat lain yang menguatkan adalah:
حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ عَنِ
الْمُجَالِدِ عَنِ الشَّعْبِيِّ قَالَ كَانَتِ الأَنْصَارُ يَقْرَؤُوْنَ
عِنْدَ الْمَيِّتِ بِسُوْرَةِ الْبَقَرَةِ (مصنف ابن أبي شيبة رقم 10953)
“Diriwayatkan dari Sya’bi bahwa sahabat Anshor membaca surat al-Baqarah di dekat orang yang telah meninggal” (Mushannaf Ibnu Abi Syaibah No 10963)
Sedangkan setelah wafat, diriwayatkan dari Sayidina Umar:
عَنْ أَبِي خَالِدٍ اْلاَحْمَرِ عَنْ
يُوْنُسَ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ عُمَرَ قَالَ اُحْضُرُوْا أَمْوَاتَكُمْ
فَأَلْزِمُوْهُمْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَغْمِضُوْا أَعْيُنَهُمْ
إِذَا مَاتُوْا وَاقْرَؤُوْا عِنْدَهُمُ الْقُرْآنَ (أخرجه عبد الرزاق (3/386 ، رقم 6043) ، وابن أبى شيبة (2/448 ، رقم 10882)
“Diriwayatkan dari Khalid, dari Yunus, dari al-Hasan
dari Umar, ia berkata: “Datangilah orang yang meninggal, tuntunlah
dengan kalimat Lailaaha illa Allah, pejamkan matanya jika telah mati,
dan bacakanlah al-Quran di dekatnya” (Riwayat Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf 3/386 No 6043 dan Ibnu Syaibah 2/448 No 0882, juga diriwayatkan oleh Said bin Manshur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar